Kontribusi Mangrove pada Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia


Jakarta. Humas BRIN. Perubahan iklim, hingga saat ini masih menjadi pembahasan di seluruh dunia. Tercatat, hasil studi Panel Antar negara untuk Perubahan Iklim (IPCC) yang dilakukan 195 Negara, kenaikan suhu bumi rata-rata adalah 1,1 derajat celcius sehingga diperkirakan pada tahun 2030 suhu bumi akan melampaui batas aman.

Konferensi Tingkat Tinggi yang membahas tentang perubahan iklim atau biasa disebut Conference of The Parties (COP26) telah gencar dilaksanakan untuk mencari solusi dalam permasalahan ini. Dalam konferensi, Indonesia disebut menjadi negara super power di bidang penanggulangan perubahan iklim oleh Alok Sharma, President Designate untuk the 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26).

Menanggapi hal ini, peneliti Pusat Riset Oseanografi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yaya Ihya Ulumuddin, menyetujui tanggapan tersebut saat disampaikan dalam acara Podcast yang dilakukan ANTARA dengan BRIN di Studio Podcast Wisma Antara, pada Rabu (10/11). Yaya mengatakan bahwa salah satu hal yang menjadikan Indonesia super power adalah Indonesia merupakan negara kepulauan dan negara tropis yang memiliki banyak potensi untuk menyerap karbon di atmosfer. “Tanaman Mangrove misalnya, jika Mangrove dibudidayakan di seluruh pesisir di Indonesia, maka potensi untuk memperbaiki iklim akan meningkat karena tanaman mangrove dapat menyerap karbon 5-7 kali lebih besar dibandingkan hutan darat atau terrestrial,” ungkap Yaya.

Lebih lanjut, Yaya mengatakan, selain untuk menyerap karbon, Mangrove juga akan menjadi habitat serta sumber makanan bagi makhluk hidup di darat dan di laut. Kelebihan lain yang dimiliki dari tanaman mangrove juga sebagai pemecah ombak alami sehingga mampu meredam gelombang ombak dengan kekuatan tertentu. “ Mangrove dapat meredam kekuatan ombak tersebut dan hanya sedikit sisa kekuatan gelombang ombak yang dikembalikan ke laut sehingga tidak merusak karang yang ada di sekitar mangrove,” lanjutnya.

Ditegaskan bahwa, perubahan iklim harus ditanggapi dengan serius karena menyangkut tempat tinggal bagi seluruh entitas di Bumi dan diperlukan bantuan bagi masyarakat dalam percepatan mitigasi perubahan iklim. “Saya berterima kasih kepada masyarakat khususnya para nelayan yang sudah bersusah payah untuk menanam serta menjaga hutan mangrove disekitar pesisir karena secara langsung telah ikut serta menjaga iklim dan lingkungan hidup, mari kita terus tingkatkan kesadaran ini,” pungkas Yaya. (rts /ed: mtr)

e - Jurnal
Sistem Informasi
Repository Publikasi Terbitan P2O - LIPI
Kolom Dr. Anugerah Nontji

Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI

Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta 14430
Telp. 021 - 64713850
Fax. 021 - 64711948

Copyright@2017 Pusat Penelitian Oseanografi LIPI