LIPI Monitoring 19 Lokasi Penelitian Ekosistem Terumbu Karang di Batam


Batam, 4 Juni. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian Oseanografi, tahun ini, kembali melanjutkan kegiatan penelitian kondisi terumbu karang dan ekosistem Mangrove dan Lamun di kota Batam. Studi 2021 ini merupakan program COREMAP tahun ke-5 atau tahun terakhir yang di mulai sejak 2015.

Koordinator Tim Monitoring dan Evaluasi Coremap-CTI Batam, Ucu Yanu Arbi, yang juga peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI mengatakan, kajian mengenai lokasi ekosistem terumbu karang diperlukan untuk mengetahui Kondisi terumbu karang, ikan karang, megabentos, Mangrove dan Lamun,” Lokasi monitoring terumbu karang ada 19 stasiun monitoring,” jelasnya.

Adapun lokasi stasiun monitoring, Ucu memantau peta ‘Koordinat Lintang Utara dan Bujur Timur’ di kota Batam, kemudian ditentukan lokasi, yaitu: Pulau Abang Kecil (2 stasiun); Pulau Abang Besar (4 stasiun); Pulau Petong (3 stasiun); Pulau Pengelap (2 stasiun); Pulau galang ( 2 stasiun); Pulau Karas Besar (2 stasiun); Pulau dedap; Pulau Tg. Daha; Pulau Karas Kecil dan Terumbu karas Kecil.” Selain 19 lokasi tersebut juga ditemukan lokasi yang berbeda untuk monitoring Hutan Mangrove ada 10 stasiun dan 8 stasiun untuk monitoring lamun.” Tegas Ucu.

Monitoring dilakukan selama dua pekan, 27 Mei – 9 Juni 2021 di lokasi pemantauan yang tersebar pada 19 area untuk terumbu karang, 10 area Mangrove dan 8 area lamun antara Pulau Abang dan Pulau Karas. Tim dikelompokkan dalam beberapa topik penelitian yaitu Terumbu Karang, Padang lamun, dan Hutan Mangrove. Tim LIPI yang memantau berjumlah 25 orang, terdiri dari Peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, dosen dan mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung Pinang, dan staf Dinas Perikanan Kabupaten Bintan.

Dalam monitoring, tim mengumpulkan data kondisi ekosistem Terumbu karang termasuk karang, ikan karang, megabentos dan ekosistem terkait yaitu mangrove dan lamun. Kemudian pengambilan data menggunakan Geographic Information System (GIS) dan data sosial ekonomi terkait ekosistem terumbu karang

“Terpenting juga pengambilan data kualitas air pada ekosistem pesisir. Adapun pengambilan data terkait lainnya yaitu rekruitmen karang serta genetika populasi, ikan herbivorous, bulu babi, indeks mangrove,” ungkap Ucu

Lebih lanjut, peneliti Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang, Dedy Kurniawan, mengatakan jenis karang yang dominan ditemukan di Perairan Batam yaitu kelompok karang non Acropora yang berpolip besar dan tahan terhadap kondisi perairan bersedimentasi tinggi dan beratus. “ umumnya jenis Porites sp., Goniopora sp., Pavona sp., Fungia sp., dan Favites sp.,” rincinya.

“ Secara keseluruhan kondisi tutupan karang hidup di perairan Pulau Abang dan Perairan Karas yang berada pada kondisi sedang, dengan kisaran tutupan karang hidup antara 20-40%,” tutup Dedy. ( mtr/sc) foto:tris

e - Jurnal
Sistem Informasi
Repository Publikasi Terbitan P2O - LIPI
Kolom Dr. Anugerah Nontji

Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI

Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta 14430
Telp. 021 - 64713850
Fax. 021 - 64711948

Copyright@2017 Pusat Penelitian Oseanografi LIPI